Jumat, 23 April 2021

HATI HATI! KAMU INVESTOR APA RENTENIR NIH!

HATI HATI! INVESTOR APA RENTENIR NIH!






Photo by Maxim Hopman on Unsplash

Temen temen, beberapa bulan belakangan saya belajar tentang investasi saham, saya belajar apa itu analisis fundamental dan lain sebagainya. Namun semakin belajar hati saya merasa ada yang ganjil, sehingga sebelum terjun saya memperbanyak riset dan mencari tahu dulu apakah ada sistem yang bermasalah.

Pada hari kamis lalu saya hampir saja invest disalah satu restoran di Jakarta, tidak saya sebutkan namanya. Ketentuannya seperti ini. 1 lot nya di hargai 1,000,000 dengan imbal hasil 30% dari modal, dan dividen dibagi per 6 bulan, ingat, dari modal. Jadi contohnya seperti ini, saya invest 2 lot, berarti harganya 2,000,000, 30% dari 2,000,000 adalah 600,000 jd setiap bulan saya dapat dividend 100,000 tanpa kerja. Sampai sini paham? Enak kan kelihatannya? Mari coba kita bedah.

Untungnya sebelum itu, saya tanyakan kepada orang yang insyallah lebih paham masalah ini. Saya bertanya sesuai study case di atas. Perhatikan, "saya invest 2 juta, perbulan saya dapat 100,000 selama 6 bulan" itu bahasa investasinya. Kelihatan tidak ada masalah, coba, sama gak kira kira skenario nya dengan ini? Saya minjamin uang ke orang sebanyak 2 juta, nanti dia harus kembalikan ke saya sebanyak 2,6 juta. Udah kelihatan salahnya dimana? Masih belum jelas?, baik saya jelasin secara gamblang, saya pinjamkan uang ke orang sebesar 2 jt, bunga nya 30%, jadi kembalikan ke saya 2,600 jt. Ini apa? ini RIBA!.

Well dalam investasi saham gak cuman itu aja, contoh lainnya yaitu deposito dengan bunga 3% per tahun, nah yang namannya bunga itu riba, dan juga saham banyak sekali gharar didalamnya, jadi bagi saa lebih baik di hindari. Ini adalah perspektif saya, dan apa yang saya yakini, jika kamu berbeda pendapat dan tidak setuju dengan saya, ya monggo. Tugas saya hanya menyampaikan. Semoga kita semua diberikan rezeki yang halal. See you di artikel selanjutnya.

Selasa, 20 April 2021

KERJA 4 JAM DALAM SEMINGGU? - POINT PENTING BUKU THE 4 HOUR WORK WEEK - TIM FERRIS



Photo by Ocean Ng on Unsplash


Ada buku yang sangat menarik yang merubah cara pandang saya dalam bekerja, di lingkungan workaholic kita dimana kerja dari jam 8 - 4 sore adalah hal yang wajar, Tim Ferris mengajak kita untuk bekerja lebih sedikit, namun dia mengatakan 4 jam bukanlah patokan, hanya saja dia mengajak untuk meminimalisir input untuk memaksimalkan output.

Apakah ini bisa di terapkan? tentu bisa, jawabnya, tapi apakah bisa di terapkan untuk semua orang? jawabannya belum tentu. Lantas, apa yang dapat diambil dari buku ini? berikut 10 point yang bisa kita implementasikan dalam dunia kerja kita.

1. Bekerja lebih sedikit itu bukan malas.


Seperti yang sudah saya katakan tadi, bahwa sosial menganggap kerja dari jam 8 - 4 sore adalah waktu yang wajar untuk bekerja, sehingga orang orang beranggapan bahwa jika seseorang bekerja hanya sebentar/lebih sedikit sama artiannya dengan malas. Dia mengatakan bahwa, sibuk itu adalah malas, malas berfkir dan sembarangan dalam beraksi.

Tim ferris tidak mengajak kita untuk bekerja lebih sedikit dan sisanya duduk di pantai sambil minum pina colada selama 6 jam (itu baru namanya malas). Apa yang dia coba ajak adalah memberikan waktu luang kita untuk projek yang lebih bermakna atau hobi, apakah menjadi sukarelawan di panti asuhan, kegiatan sosial, waktu untuk keluarga atau mempelajari bahasa baru.

Bagi dirinya kurangnya waktu sama dengan kurangnya prioritas, banyak orang mengisi waktu seharian menjadi sibuk, atau dalam kata lain, menjadi kurang efisien. Jika semua orang ingin menjadi produktif dalam bekerja dan menyederhanakan tugas, kita akan punya lebih banyak waktu.

2. Fokus dengan apa yang kita bisa, daripada mencoba memperbaiki kelemahan kita.


Gini aja deh simpelnya, pernah gak, ketika kamu sekolah dan orang tua ternyata tau kamu itu kurang di pelajaran matematika, apa yang bakalan orang tua kamu lakuin? yaps bener, ngasih les kamu buat bisa matematika, well kebanyakan hasilnya yang misalkan nilai kamu 40 mentok mentok naik jadi 60,padahal kamu adalah anak yang jago bahasa inggris, daripada menghabiskan waktu untuk belajar apa yang kita ga bisa, mending fokus di apa yang kita bisa. Itu akan memberikan dampak yang lebih.

3. Orang tidak ingin kaya


Yang kamu baca ini gak salah kok, beneran. Serius malah. Orang tidak ingin jadi kaya, mereka hanya ingin punya gaya hiudp tertentu, bisa punya mobil, rumah, barang branded dan gaya hidup tertentu.

4. Gunakan aturan pareto (80/20)


Di dalam bukunya, Tim Ferris merekomendasikan aturan pareto, dimana 80% output berasal dari 20% input. 80% hasil penjualan berasal dari 20% pelanggan, 80% hasil berasal dari 20% usaha dan waktu yang kita berikan, 80% keuntungan perusahaan berasal dari 20% pelanggan.
Setelah mengetahui ini, kita bisa memilah untuk melakukan 20% untuk menghasilkan 80%.

5. Jauhi dirimu dari keinginan material.


Dulu waktu awal bekerja, masih tinggal sama orang tua, belum ada tagihan listrik, makan dan pulsa, saya sering membeli sesuatu yang aslinya tidak bermanfaat sama sekali, bahkan tidak penting. Ketika gajian, saya entah di tabrak angin apa, saya sangat ingin punya skateboard, alasannya apa? saya juga tidak tau, intinya saya ingin skateboard, kemudian belilah saya skateboard. Mau tau akhirnya? skateboard itu tidak lagi saya gunakan dalam 2 minggu setelahnya. Itulah keinginan sesaat yang bersifat material.

6. Meminimalisir input, untuk memaksimalkan output.


Maksudnya gimana nih? Contoh, ketika kerja, apa perlu kita nyambi chatingan dengan temen? kalau masalah kerjaan dan sesuai dengan yang kamu kerjain saat ini si ga masalah, tapi kalau di luar itu, mending gak usah deh. Contoh lagi, kadang ketika ada sedikit jeda kita pakai untuk iseng buka instagram yang secara gak sadar memakan waktu kita.

7. Mengambil resiko selalu mengalahkan kepuasan.


Banyak orang membuat alasan untuk tidak melakukan sesuatu yang mereka suka. Saya ingin menghabiskan waktu setahun untuk liburan, tapi sayangnya saya hanya dapat kerjaan dengan gaji segini dan waktu cuti hanya dua minggu"

Selalu mudah tidak melakukan sesuatu dibanding melakukan sesuatu. Orang terlalu takut dengan ketidakpastian. Jika kamu sedih dengan keadaan mu sekarang, lakukanlah sesuatu.

8. Jangan meremehkan nilai dari waktu.


Well, yah jadi ingat masa sekolah dulu, saat saya ujian di sekolah ketika di berikan waktu 60 menit, saya masih santai santai aja ngerjain soal, tetapi ketika guru mengatakan, "baik anak anak, waktu tersisa 5 menit" ini adalah kata kata mantra, ketika waktu yang di berikan lebih sedikit kita cenderung menyelesaikan dengan serius.
Contoh, kita diberikan tugas dalam jangka waktu dua bulan, well kebanyakan project itu bakalan selesai dua bulan, tapi kalau misalkan kita di berikan waktu 2 hari, maka mau tidak mau kita lebih serius untuk menyelesaikan dalam waktu dua hari. Sadar atau tidak, ini yang saya terapkan dalam artikel saya, ketika awalnya saya membuat jadwal menulis 1 artikel seminggu, saya mempersingkat waktunya menjadi satu hari satu artikel, dan hasilnya luar biasa, saya menjadi jauh lebih produktif.

9. Ketika dihadapkan dengan pilihan, terkadang kurang adalah lebih.


Nah apa lagi ini gar??? Kurang kok lebih?. Jadi gini, less is more memiliki arti kesederhanaan menimbulkan kejelasan. Contoh, semakin sedikit kita menginginkan suatu barang, semakin banyak kita mengumpulkan uang.

Semakin sedikit barang yang kita punya, semakin sedikit tingkatan stress dan biaya perawatannya. Kenapa begitu?, karena dengan sedikit barang, kita akan kurang stress di banding melihat barang bertumpukan tak terpakai dan juga biaya untuk meraawatnya. Lebih sedikit aplikasi pada smartphone membuat kita fokus ke aplikasi yang paling sering di gunakan. Sampai di sini paham? ke lanjut.

10. Menantang status quo.


Kita bahas dulu apa itu status quo, status quo adalah keadaan sekarang yang tidak berubah, contohnya, kamu sekolah yang bener biar dapat kerja di perusahaan besar dan dapat gaji tinggi. Untuk bisa dikatakan kamu adalah "orang" kamu harus menjadi beberapa profesi ini dalam status quo, polisi, tentara dan PNS. Itulah status quo. Apakah ini salah? tentu tidak, tidak semua orang tertarik untuk menjadi entrepreneur dan itu merupakan hak mereka. Yang salah adalah kamu memaksa orang untuk meyakini apa yang kamu yakini contoh menjadi enterepreneur atau pegawai, karena semua orang berhak menentukan pilihan.

Minggu, 18 April 2021

3 Rumus Mengecek Kesehatan Keuangan Kamu.

Sudah sehat kah keuangan kamu? Yuk cari tau dengan 3 rumus ini!


Aku yakin kamu membuka artikel ini karena penasaran apakah keuangan kamu lagi sehat apa sakit? Good! itu tandanya kamu peduli dengan kondisi keuangan kamu. Berikut ini aku bakalan sharing beberapa mengukur apakah keuangan kita lagi sehat atau sakit.
Photo by Micheile Henderson on Unsplash

1. Rasio likuiditas (Dana Darurat).

Photo by Fabian Blank on Unsplash

Rasio ini menunjukan sebarapa lama kamu dapat bertahan jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan, misal kamu di PHK, sehingga kamu tidak ada pemasukan lagi, rumusnya:

Jumlah dana darurat yang ada saat ini : Pengeluaran bulanan

Nah, idealnya jumlah untuk yang masih jomblo/lajang sebanyak 6x pengeluaran bulanan, sedangkan untuk yang sudah berkeluarga, 12-18x pengeluaran bulanan.

2. Rasio Cicilan (Utang Konsumtif dan Produktif).

Photo by Avery Evans on Unsplash

Rasio ini menunjukan perbandingan antara cicilan dengan pemasukan bulanan mu, rumusnya :

Total cicilan bulanan : Pemasukan bulanan

Idealnya, angka yang dihasilkan tidak lebih dari 30%.

3. Rasio Menabung

Photo by Annie Spratt on Unsplash

Rasio menunjukan seberapa bagus jumlah kesanggupan kamu untuk menabung dari penghasilan bulanan kamu, rumusnya:

Total kesanggupan kamu untuk menabung selama sebulan : Penghasilan bulanan.

Untuk minimalnya sebesar 10%, kalau di bawah 10% berarti kamu harus meningkatkan lagi porsi menabungnya, semakin besar semakin bagus.

Itu dia rumus rumus untuk mengecek kesehatan keuangan kamu ya. Setelah kamu baca artikel ini, sugar harap kamu bisa ngerti cara ngecek keuangan kamu sendiri dan bisa meningkatkan apa yang belum mencapai angka ideal. Anyways thanks for reading.

Selasa, 13 April 2021

Ini Alasan Kamu Gak Bakal Kaya Walaupun Penghasilan Mu Tinggi!


 Hayo, siapa di sini yang ngerasa gaji nya tinggi kok tetep cepat habis ya? Kalau kamu ngerasa kayak gitu, kamu berada di artikel yang tepat. 


Di kesempatan kali ini aku akan menjabarkan penyebab penyebab kenapa kamu masih berjuang secara finansial walaupun udah punya gaji tinggi berdasarkan buku "Rich Dad & Poor Dad", so kita simak yang pertama


1. Pengeluaran Mengikuti Penghasilan mu.

Bingung ya? Nih aku kasih ilustrasi biar gampang.a 



Nah anggap saja saat ini kamu memiliki gaji 3 juta perbulan dengan pengeluaran 2,5 jt, sehingga cashflow yang ada di dompetmu adalah lima ratus ribu.


Setelah beberapa tahun bekerja, kamu dipromosikan dan memiliki gaji yang lebih tinggi, anggaplah 50 juta, tetapi pengeluaran kamu juga ikut membesar, sebanyak 49 juta, yang berarti cashflow akhir kamu hanya tersisa 1 juta. Hanya beda 500 ribu dong dengan awal gaji, iya gak ?


2. Gak Melakukan Budgeting.

 



Bagi kamu yang belum tau, budgeting yang paling simpel itu adalah membagi pos pos pengeluaran menjadi 3 bagian, yaitu needs/kebutuhan dengan porsi sebanyak 50%, wants/keinginan sebanyak 30% dan savings/menabung sebanyak 20%. Nah setelah kamu membagi pengeluaran sesuai pos masing masing, saatnya disiplin dengan jumlah yang sudah kamu tentukan.


3. Kamu membeli Liabilitas Bukan Membeli Aset.


images by : Obi Onyeador from Unsplash

Ada baiknya kamu mengerti dulu tentang aset dan liabilitas. Secara sederhananya,aset adalah sesuatu yang memasukan uang ke kantong saya, sedangkan liabilitas adalah sesuatu yang mengeluarkan uang dari kantong saya.
Contoh aset adalah tanah, usaha kos kosan dan bisnis yang menguntungkan. Sedangkan contoh liabilitas yaitu, motor/mobil, cicilan, pajak, dll. Bukan berarti membeli motor/mobil tidak boleh, hanya saja lebih baik, membeli aset yang kemudian bekerja membelikan kita mobil/motor.



Nah itu dia tadi beberapa alasan kamu gak bakal bisa kaya walaupun punya penghasilan tinggi. Bukan seberapa banyak yang kamu hasilkan, ini tentang bagaimana kamu mengembangkan kecerdasan finansial kamu, agar berapapun hasil yang kamu miliki kamu bisa mengatur dengan baik terlepas dari banyak atau sedikitnya penghasilan mu. Mau mengembangkan kecerdasan finansial mu ? kamu bisa follow instagram @sugiareko_ untuk mendapatkan postingan mengenai kecerdasan finansial lainnya. Saya sugiar, sampai bertemu di kesempatan selanjutnya :)

Jualan Kamu Sepi ? Mungkin Ini Penyebabnya!




Waduh udah lama jualan di web kok masih sepi pelanggan ya ?
Udah masuk di halaman pertama kok belum ada pembelian ?
Kamu beruntung! Hari ini Titipka bakalan bantu kamu untuk mencoba naikin pembelian kamu dari website! Yuk di simak.

Foto Produkmu Kurang Menarik.


Image Source By Unsplash

Tahukah kamu, 87% pelanggan terpancing untuk melakukan pembelian produk dari foto produk yang menggugah selera, jadi pastikan foto produk makanan/minuman mu harus mampu menggugah selera pelanggan ya.

Rasanya Kurang Sesuai Dengan Lidah Pelanggan.



Sebisa mungkin untuk memberikan rasa terbaik yang kamu bisa, dan juga harus konsisten dengan rasa, jangan sampai hari ini asin, eh besoknya manis kayak admin hehe.

Harganya Bikin Kantong Nangis, Huhu


Eits bukan berarti menjual produkmu lebih mahal dengan yang lain itu salah, tetapi dalam case ini kita ambil contoh pelanggan yang ingin makan ayam geprek dengan harga, mulai dari 25.000 - 35.000, eh kamu nya menjual dengan harga 50,000 alhasil pelanggan skip produk mu untuk mencari yang lebih murah deh.

Nah sekarang kamu sudah tahu kan ? Beberapa penyebab kenapa jualanmu masih sepi, sekarang yuk intip Cara Agar Jualanmu Makin Laris
Yuk beli makan dengan cara modern dan mudah di Titipkanabire.com ya :)

Minggu, 28 Maret 2021

Kalau 4 Tanda Ini Kamu Rasain Sekarang, Fix, Kamu Lagi INSECURE!

Kalau 5 Tanda Ini Kamu Rasain Sekarang, Fix, Kamu Lagi INSECURE!

get well soon ya :)


Photo by Nate Neelson on Unsplash

Sebenarnya rasa gak aman itu terjadi hampir ke semua orang, cuman tingkatannya aja yang berbeda beda, mungkin tanpa kamu sadari kamu juga insecure?

1. Kamu merasa lebih rendah dari orang lain.



Photo by Andrik Langfield on Unsplash

Pernah gak kamu merasa kalau kamu ketemu dengan orang, mau itu orang baru ataupun temen lama, kek ngerasa aduh aku gak pantes nih ngobrol sama dia , , atau ngga, ada yang deketin kamu sekarang, terus kamu mikirnya, "aduh dia terlalu tinggi buat aku", kalau kamu pernah kek gitu dan masih sampai sekarang, well berarti kamu Insecure.

2. Sering membandingkan diri dengan orang lain.




Photo by Nate Neelson on Unsplash

Hal ini sering terjadi saat kita iseng mengecek snap whatsapp ataupun ig feeds. Ketika scroll eh nemu foto temen mu lagi liburan dan saat itu juga kamu langsung membandingkan dengan diri kamu sendiri yang sudah beberapa tahun bekerja tapi kok gak pernah punya waktu untuk liburan.

3. Kamu takut mencoba hal baru



Photo by Ethan Sykes on Unsplash

Hal ini terjadi lantas kamu takut kalau seandainya kamu berbuat salah, rasa tidak aman membuatmu takut untuk melangkah, hasilnya kamu akan beputar di zona itu saja tanpa berpindah kemana-mana.

4. Tidak berani untuk keluar dari zona nyaman.



Photo by Di_An_h on Unsplash

Keluar dari zona nyaman itu gimana si? misalkan kamu orangnya suka rebahan, sebenernya kamu ingin untuk nyari temen baru, tapi kamu udah terlalu nyaman dan takut kalau mereka tidak menerima kamu, jadi kamu hanya berada di zona itu itu aja.